Lintasan

Menjadi orang lancang dalam perihal cinta sudah biasa dilakukan oleh banyak orang. Menitipkan hati pada orang lain karena tak mampu menjaganya sendiri. Berkata ingin membahagiakan, realitanya hanya menjadi penumpang kebahagiaan.

Dunia bilang, menjadi penipu ialah bentuk penyimpangan moral. Terus mempertahankan argumen yang ditentang. Merasa mampu membahagiakan diri sendiri, pada akhirnya ditinggal pergi. Alasan utama tidak bersama: ketidaksiapan.

Terus bergerak, ibarat orang baru yang sudah fasih memikul derita dan bahagia. Namun tetap bercerita, hanya untuk memberi kabar, "aku udah gak apa-apa." Kemarahan dan tangisan yang disambung peranti gawai hanya untuk memberi tanda, "aku juga manusia." 

Tapi ternyata,

kamu berharap itu menjadi rahasia.


Sibuk mempelajari cara untuk merespon sedih dan bahagia. Tidak boleh berlebihan, tapi juga jangan sampai tertahan dan menjadi beban. Terus menyamankan diri dengan takdir dari Tuhan. Dan senantiasa belajar bersyukur untuk berteman dengan sendiri tanpa merasa sepi.


Kini, sudah berhasil mencipta bahagia sendiri. Tanpa ada si pemotivasi, pola pikir mampu berubah dalam sebulan, seminggu, bahkan sehari. Memori terkait afirmasi masih menjadi penopang bergeraknya tubuh ini.

Masa lalu sekadar masa lalu. Sadari dan hargai diri yang masih ada hingga saat ini. Niatan menyerah atas kungkungan rasa bersalah sudah enyah. Lingkungan baru yang sejalan membantu proses penyembuhan dari trauma yang ada.

Tapi tentu, akan selalu ada ujian dari Tuhan. Tidak semua kebahagiaan akan dikabulkan. Kehilangan adalah hal yang wajar. Setidaknya, perasaan inferior akibat kenangan masa lalu sudah lenyap. Percaya diri dan mampu memeluk diri sendiri kembali. Karena dia, sosok yang mampu meyakinkan bahwa diri ini memang layak dicintai oleh dirinya sendiri. Menikahi diri sendiri terlebih dahulu, maka akan datang dia yang merasa pantas dan siap untuk menikahi dirimu juga.

"hehehe gak usah malu jadi apapun kamu. Aku seneng kok ada kamu di lintasan hidup aku."


 Tangerang, 26 September 2020



nindy soeraatmadja

Share this:

, ,

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar