Penuntut
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh si Pendesain dan dituntut untuk berkawan dengan waktu.
Manusia gemar memberi alasan untuk suatu hal yang ingin mereka lakukan, tapi ragu atas keberhasilannya. Mereka-takut-akan-kegagalan. "Waktu kan gak bisa diulang," kata mereka para pecundang.
Manusia sering melakukan hal yang berlebihan hanya untuk memenuhi hasrat mereka. Lagi-lagi dengan alasan, "waktu kan gak bisa diulang," kata mereka yang mengabdi pada kata senang, bukan pada kata seimbang.
"Yaelah, gapapa kali. Cuma setahun sekali," adalah kata-kata pemakluman saat mereka bersenang-senang. Seakan-akan hanya 'waktu' di kala itu saja yang tidak dapat diulang. Hanya 'waktu' itu saja yang memiliki keistimewaan.
Berbeda dengan dia yang cukup perasa. Baginya, tiap detik adalah hal yang istimewa. Tiap tarikan nafas seseorang hanya akan jatuh di satu waktu itu. Tidak dapat diulang. Tidak akan ada lagi 14 Juli 1994, yang ada hanyalah 14 Juli 1995 dan tahun-tahun berikutnya dengan angka terakhir yang selalu bertambah,
kecuali jika Dia mempermainkan kita dengan memutarbalikan waktu.
Mungkin suatu saat kita bisa mendapat hadiah dari Tuhan ketika rasa rindu datang. Rasa ingin mengulang hari yang sudah pernah kita lalui, dengan lingkungan, aktivitas, dan perasaan yang sama. Bahagia.
Namun, layaknya produk-produk yang dipromosikan, bisa jadi ada tanda bintang kecil di balik hadiah dari-Nya. *syarat dan ketentuan berlaku.
Dan andaipun itu ada, aku yakin, syarat yang diberikan oleh-Nya hanyalah hal mudah yang dilakukan dan mutlak wajib dipraktekan.
"yakini keberadaan-Ku, lakukan dengan baik perintah-Ku."
Gampang kan?
Sama dengan jodoh, cara mudah berkawan dengan waktu, dekati saja pencipta-Nya. Bukan menuntut, cukup setia menjadi pengikut. Gratifikasi untuk Tuhan bukan tindakan kriminalisasi. Hanya sogokan untuk Dia si Maha Pemberi.
Tuhan,
aku rindu.
Bisa minta tolong putar ulang waktu?
Tangerang, 12 Januari 2020
nindy soeraatmadja
(hamba-Mu yang ingin menjadi anak baik)
Bagus moy, sepertinya ada bakat untuk menjadi seorang penulis
BalasHapusYeay! Makasi, kak. Semoga. Hehe.
Hapus