a g o n i a
Berharap menghindari drama dan
karma yang menghampiri, tak henti-hentinya upaya menjaga hati terus dilakui. Terasa
berat menjejakan langkah tanpanya, tapi bukan dia yang kau pinta pada-Nya. Penyesalan
ada ketika hati yang kamu jaga terjatuh pada orang yang tak semestinya. Beragam
pengandaian tercipta dan salah satunya, “seandainya hati-hati dalam menjaga,
tak perlu terjatuh pada tangan yang tak kuat menerpa.”
Kamu kena karma.
Egois ketika kamu berharap dia mendampingi saat masa menunggu. Membuang waktu yang dia punya dan imajinasi yang tak
seharusnya. Menahan diri dari segala tanya ‘kenapa’ hanya untuk menjaga
perasaan orang yang dia cinta. Saat itu…
Sekarang dia pergi. Melanjutkan
langkahnya dalam upaya menggapai cita. Dan menutup album lama yang dahulu ia
jaga. Atau bahkan, dibuangnya? Entah. Perkara kemana album itu bukan soal
utama. Anggap saja memori sementara yang terekam merupakan jeda dalam masa
juang. Bagian dimana dia menikmati kehidupan. Walau ternyata ada rasa yang harus
dikorbankan, entah saat masa jeda berjalan, atau saat dia kembali melangkah ke
tujuan.
Ada hati yang berharap
diperhatikan.
Memaafkan diri atas tiap
kesalahan mungkin dapat menjadi jawaban. Menghilangkan-pembenaran-atas-apa-yang-dilakukan.
Sakit memang. Namun, bukankah meski pahit, obat tetap dapat menyembuhkan?
“there is nothing more painful than grieving someone who’s still living,”
Ikhlaskan. Dan terus lanjutkan
pinta sampai dia menjadi jawaban-Nya.
dia yang kamu pinta pada-Nya adalah
sosok yang dapat menjadikanmu lebih baik dalam meng-hamba.
dia yang kamu harap pada-Nya adalah
sosok yang dapat menjadikanmu lebih dewasa.
dia yang kamu harap pada-Nya adalah
sosok yang gemar kamu sapa dalam aksara.
Meski kamu tidak tahu dia siapa,
setidaknya kamu terjaga.
0 comments:
Posting Komentar