Saya Harap Kamu

Kamu,
kawan maya yang saya sadari karena ciri khas pakaianmu,
persis dengan profile picture itu.


Lucu,
Rasa ingin berkawan denganmu hanya karena update-anmu di social media.
Terlepas dari pencitraan atau entah, rasa kagum itu ada.
Rasa ingin lebih jauh mengenal pemikiranmu.


Iya, jauh.


Terlalu jauh, hingga harapan itu tidak sanggup tertempuh.

Kamu tahu,
Cemburu. Kecewa. Dan sedih, tentu.
Dikala orang-orang bercerita indah kepemimpinanmu,
saya si pengagum tidak akan merasakan itu.


Tidak ada bendera yang menaungi kami bersama, alasannya.


Waktu berhenti.
Ditemani jus mangga tanpa gula dan harum dari teh di gelas itu.
Perkara “maju”, saya kira kamu mau.
Bukan sekadar dugaan, tapi juga harapan.


Datanglah kekecewaan.
Menyoal satu bendera, ternyata benar tidak bisa.
Oktober pertengahan memberikan suatu kepastian,
akan tidak bisanya saya merasakan suatu kepemimpinan.



Saya-Harap-Kamu,
sudah menjadi frase semu.



Surakarta, 16 Oktober 2016, 01.03 Pagi.



Nindy Soeraatmadja,



Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar