Sahabat yang Tercatat

"mengeja rindu dengan bermain aksara,
menjamu sepi karena terikatnya suara."


mungkin, ini bukan kali pertama saya rindu akan keberadaan sahabat- sahabat saya. pertemanan yang ikhlas membuat saya terjebak dalam indahnya zona nyaman bermain dengan mereka. terasa sekali kegamangan ketika saya harus kembali ke kota asal. pertanda bahwa perpisahan sementara ini segera menyambut kami.

bukan saya tidak bersyukur, berkumpul bersama keluarga merupakan hal terindah yang kehadirannya selalu saya tunggu. duduk bersama di satu meja menanti adzan untuk berbuka puasa adalah detik- detik syahdu yang kadang membuat air mata menetes akibat haru. adanya tawa bermain dengan tiga lelaki kecil yang disebut keponakan pun, menambah alasan mengapa Jakarta sering kali saya rindukan. namun diantara semua itu, terselip harapan akan kebersamaan dari sebuah persahabatan, yang berharap mendapat keberkahan dari Dia, sang Tuhan.

persahabatan ini baru adanya. berawal dari perjalanan malam menuju Masjid Agung Surakarta, dan semakin terasa hingga saya kembali ke Jakarta. rutinitas berbuka puasa dan sahur bersama membuat keakraban diantara kami semakin lekat adanya. pengertian mereka terhadap saya yang minim akan pengetahuan agama, mungkin menjadi alasan utama mengapa saya betah berkumpul lama. bukan pengajaran keras yang mewajibkan ini- itu, namun cara mereka yang entah-bagaimana-caranya, mampu membuat saya mengikuti saran dari mereka tanpa terpaksa.

mereka memang belum mampu membuat saya sepenuhnya berhenti bertanya. biar hal ini menjadi tanya tanpa jawab yang saya simpan dalam kesunyian. mungkin suatu saat akan terbongkar secara perlahan. namun setidaknya, dengan mereka dan berawal entah darimana, saya bisa merasakan kenikmatan akan hal ini. rasa tenang menjadi sosok peng-hamba yang senantiasa meminta. meminta, agar keberkahan senantiasa ada dalam pertemanan saya dan mereka.


Husna,
Indarko,
Billi,


tercatat nama itu dalam benak saya.
teramat senang bersahabat dengan kalian.
terima kasih atas ilmu dan rasa sayang yang kalian berikan.
kedewasaan dalam menghadapi saya, itu yang saya harapkan.
dan itu sanggup kalian tampakkan.
terima kasih, kawan.



Jakarta, 23 Juni 2016

11.16 malam




Nindy Soeraatmadja

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar