Kamu Bilang Aku Munafik
Kamu bilang aku munafik?
Hanya karena, aku bisa tertawa tanpa kamu harus ada?
Kamu bilang aku munafik?
Hanya karena, aku berkata kamu tidak memesona dibanding dia?
Kamu bilang aku munafik?
Hanya karena, aku tidak rapuh tanpa harus kamu rengkuh?
Kamu salah.
Tanpa kamu, tawa itu tidak ada. Hanya tangis karena berharap kamu ada.
Kamu salah.
Pesona yang kamu punya jauh melebihi dia. Pesonamu lebih dari sekadar pesonanya. Kamu bukan tandingannya.
Kamu salah.
Sikap acuhmu membuatku mandiri. Barangkali, perhatianmu dapat tercuri karena aku sanggup mengobati rapuhku sendiri.
Teman, munafik itu matahari.
Senantiasa memberi janji ke dunia akan cahaya, namun entah dimana ketika gelap menyapa.
Teman, munafik itu bulan.
Berkata setia menemani bumi berputar, namun matahari lah yang sebenarnya ia incar. Iya, bumi hanya sekadar.
Teman, sekali lagi ku bilang,
Munafik itu bukan aku.
Sapa itu tidak ada, hanya untuk menutupi gugup yang tercipta.
Tapi...
Percaya lah, teman.
Atensiku untuk kamu tetap nomor satu.
Tangerang, Mei 2016
Nindy Soeraatmadja
0 comments:
Posting Komentar