AMBISI

Ambisi.

entah kenapa kata itu bermakna negatif di telinga saya. ambisi yang terlalu kuat, sering membuat seseorang lupa akan hakikatnya dia tercipta. hidup tidak hanya untuk mematuhi hawa nafsu, melainkan juga untuk mengerti keadaan di sekitarmu. hai, coba lihat, apa mereka masih ada di sampingmu? belum tentu.

jujur, saya masih belum mengerti apa tujuan dari hidup saya. saya kehilangan satu titik dimana saya harus berfokus pada titik itu. mengejar surga? jelas. itu tujuan utama bagi mereka yang mengaku beragama. tapi di sini, saya ingin mengungkapkan kegundah gulanaan dalam pencapaian tujuan saya di dunia, dalam pencarian satu titik yang saya harapkan bisa menjadi fokus utama. Bahagia.


relatif kalau kita menjadikan bahagia sebagai tujuan utama. apa standar dari bahagia itu sendiri? ketika semua keinginan kita tercapai? semua? di saat manusia terkenal dengan ketidak pernah puasannya? negatif. saya jadi berpikiran buruk mengenai kata yang indah itu. apa memang seseorang tidak seharusnya memiliki tujuan hidup? sepertinya iya.

biarkan semua yang ada mengalir.

tepat.

ketika kita berjalan dan memiliki tujuan, bukan kah kita akan sangat berambisi untuk mendapatkan tujuan itu? obsesi yang teramat besar membuat kita tidak dapat menikmati perjalanan yang sedang kita lalui. 

kita akan melewatkan begitu saja silaunya mentari pagi, merahnya langit senja, sinar bintang di kegelapan, debur ombak di laut biru, segarnya mata air pegunungan, nikmatnya makan bersama keluarga di atas satu meja, tertawa riang bersama sahabat diatas mobil dengan jendela terbuka, mendengar tawa anak- anak bermain di sungai, dan sapaan ramah ibu- ibu ketika bertemu kita saat ingin ke warung.

ya, kita akan menganggap itu semua adalah hal yang biasa. hal yang memang pasti akan terjadi di kehidupan sehari- hari. tidak ada rasa syukur, tidak ada rasa puas. semua terlihat biasa, karna sejatinya kebahagiaan hanya lah tercipta ketika tujuan kita tercapai. 


hidup itu perjalanan. Dan bagi kita yang beragama, hidup dengan kondisi kita saat ini ya hanya sekali. tidak ada tombol rewind untuk mengulang. lantas, kenapa kita tidak menikmati apa saja yang ada di perjalanan kita?


eh tunggu. perjalanan? bagaimana kita bisa berjalan kalau kita tidak punya tujuan? arah ini siapa yang mengaturnya? bagaimana nanti kalau di depan terdapat jurang? sudah? berhenti begitu saja perjalanannya? sepertinya saya salah di awal. hidup ini memang perjalanan yang harus memiliki tujuan.

terserah apa tujuanmu dan seberapa banyak tujuanmu. menurut saya, dengan banyaknya impian yang ingin dicapai, membuat kita tidak sekadar menikmati perjalanan, tapi juga siap menghadapi segala rintangan. jangan biarkan angin yang menentukan langkahmu, jadi silahkan tentukan rute perjalananmu.


tapi ingat, kita manusia diberkahi akal. jangan biarkan ambisi membuatmu lupa sekitar.





Tertanda,


Nindy Soeraatmadja







Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar