Senandung CoralDay 2014 di Pulau Harapan
Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat banyak. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 70.000 km2 (P2O LIPI, 2009) atau sekitar 14% dari luas karang dunia (Tomascik et. al, 1997). Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Walaupun perdagangan terumbu karang di Indonesia telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), namun karna buruknya sistem penanganan terhadap hal tersebut, laju eksploitasi terumbu karang masih saja tetap tinggi dan menjadi salah satu faktor rusaknya terumbu karang di negara ini.
Pertumbuhan terumbu karang sangatlah dipengaruhi oleh salinitas, suhu, dan kondisi perairan alami. Ironisnya, perairan di Indonesia ini sudah banyak yang tercemar. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan terumbu karang di Indonesia ini meningkat dengan pesat, sehingga terumbu karang yang berkondisi baik di Indonesia hanya sekitar 6,2% saja.
untuk mengantisipasi kerusakan terumbu karang yang berlebih, maka diperingatilah hari terumbu karang yang jatuh setiap tanggal 8 Mei.TERANGI mengajak Teens Go Green untuk menjadi volunteer dalam perayaan Coral Day 2014. Acara yang berlokasi di Pulau Harapan ini diadakan pada tanggal 24-25 Mei,kemarin . Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat di Kepulauan Seribu agar lebih peduli serta ikut menjaga keberlangsungan terumbu karang di Indonesia, dan juga agar dapat menyebarkan kembali ilmu- ilmu yang didapat ke masyarakat luas setelah pelaksanaan Coral Day ini.
Tim berangkat dari Muara Angke pada hari Jumat, 23 Mei pukul 07.30 pagi. perjalanan menuju Pulau Harapan ini cukuplah panjang, sekitar 4 jam dari muara angke. sesampai disana, tim rehat sejenak untuk melakukan istirahat, solat, dan makan. Sorenya, tim bergegas untuk membangun tenda di sebuah lapangan. Tenda tersebut dibangun untuk pelaksanaan kegiatan Coral Day di hari pertama yang mengundang anak- anak Sekolah Dasar di sekitar Pulau Harapan. Kegiatan Coral Day tanggal 24 Mei sangatlah beragam. Tim dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok origami, pentas boneka, detektif penyu dan karang, memancing, dan mewarnai.
Untuk tim pentas boneka, mereka menyajikan pertunjukan boneka di Terangi TV. Pertunjukan tersebut bercerita mengenai kehidupan biota laut yang terancam keberlangsungan hidupnya akibat pencemaran laut yang terjadi. Cerita ini memberi tahu anak- anak dampak dari kerusakan lingkungan, terutama laut. Selesai pertunjukan boneka, tim yang memegang kegiatan ini ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab dari masing- masing kelompok kelas yang di bagi untuk membimbing peserta mengikuti kegiatan selanjutnya.
Tim detektif penyu dan karang bertugas mengajak adik- adik untuk langsung bermain bersama. Peraturan permainan detektif penyu dan karang ini mirip dengan permainan ular tangga seperti biasa. Peserta melempar dadu dan maju sesuai jumlah dadu yang didapat, sesudah itu petugas dari tim detektif penyu dan karang akan memberikan pertanyaan seputar laut dari tiap kotak yang mereka tempati. Peserta yang mencapai kotak dengan angka paling tinggilah yang menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah yang disediakan oleh TERANGI di akhir acara.
Tim origami mengajarkan para peserta untuk membuat biota laut dari origami. Mulai dari paus, penyu, ikan dan masih banyak lagi. Bagi peserta yang bisa membuat biota laut sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh petugas, maka langsung mendapatkan hadiah. Tim memancing mengajak peserta untuk memancing origami yang berbentuk ikan di akuarium yang telah disediakan. Dalam permainan ini, anak- anak diajarkan untuk memancing hewan laut yang memang diizinkan, bagi hewan langka yang dilindungi, seperti penyu dan paus diharuskan untuk melepasnya kembali ke dalam akuarium. Sama seperti di kegiatan origami, peserta yang berhasil memancing 5 ikan pun langsung mendapatkan hadiah dari panitia yang bertugas. Tim terakhir adalah tim mewarnai. Tidak seperti acara- acara lainnya, dalam kegiatan ini peserta diajak untuk mewarnai pin yang terbuat dari bubur kertas. Pin nya pun beraneka bentuk, mulai dari lumba- lumba, kerang, keong, siput, penyu, kura- kura, dan masih banyak lagi. hasil dari kreativitas peserta ini sendirilah yang menjadi hadiah dalam kegiatan ini. Dari semua kegiatan yang ada, anak- anak sangat terlihat antusias mengikuti semua kegiatan ini. Pembelajaran yang kreatif inilah yang membuat anak- anak dapat dengan mudah mengerti betapa pentingnya menjaga kealamian daerah pesisir.
Kegiatan dilaksanakan pada hari kedua yaitu penanaman Reef ball. Reef ball adalah bahan buatan manusia yang sengaja ditenggelamkan untuk menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang dan hidupnya biota laut lainnya. Dalam pelaksanaan ini, TERANGI mengajak masyarakat setempat untuk terjun langsung dalam kegiatan ini. Sesudah semua Reef ball ditenggelamkan, para volunteer diajak untuk snorkling di tengah laut lepas. Rasa puas memandang keindahan bawah laut tidak dapat dibayar oleh apapun, namun sayangnya terlalu banyak bulu babi di bawah sana yang dapat merusak keindahan dan ekosistem terumbu karang itu sendiri.
Tim pergi menuju Pulau Bulat. Tak banyak yang dilakukan disana. Memandang keindahan Pulau Bulat dan dapat mengabadikan momen disana sudah dapat membayar rasa letih. Sesudah puas untuk berfoto- foto, volunteer diajak kembali untuk pergi ke Pulau Bira dan melanjutkan snorkling sekaligus diving disana. Tidak perlu takut tenggelam, karena TERANGI memfasilitasi volunteer dengan tentor yang handal dan ramah untuk dapat mengajari cara diving yang benar. Kunci utama untuk diving adalah "jangan panik" agar tidak tenggelam.
Pulang dari Pulau Bira, tim istirahat sejenak dan kembali ke lapangan untuk melepaskan tenda. Setelah rapi, tim kembali ke homestay untuk briefing dan evaluasi. Acara selanjutnya, tim bisa beristirahat untuk kepulangan esok paginya. Namun, ada beberapa volunteer yang masih ingin bermain uno dan bernyanyi bersama sambil diiringi gitar hingga jam 3 pagi. Kebersamaan menghilangkan rasa letih selama 3 hari kemarin. Senin, 26 Mei pukul 06.00 pagi, tim bersiap ke Pulau Kelapa untuk pulang ke kota.
Sungguh banyak cerita dan pembelajaran yang didapatkan di Coral Day 2014. Diharapkan volunteer dan masyarakat luas bisa lebih banyak ikut andil dalam menjaga lingkungan ini, terutama daerah pesisir yang menjadi akhir dari aliran air. ingat yah teman, #SavingCoralReefCanBeFun. Jadi, ayok ikut menjaga kelestarian terumbu karang dan biota laut bersama kami Teens Go Green dan TERANGI :D
Pertumbuhan terumbu karang sangatlah dipengaruhi oleh salinitas, suhu, dan kondisi perairan alami. Ironisnya, perairan di Indonesia ini sudah banyak yang tercemar. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan terumbu karang di Indonesia ini meningkat dengan pesat, sehingga terumbu karang yang berkondisi baik di Indonesia hanya sekitar 6,2% saja.
untuk mengantisipasi kerusakan terumbu karang yang berlebih, maka diperingatilah hari terumbu karang yang jatuh setiap tanggal 8 Mei.TERANGI mengajak Teens Go Green untuk menjadi volunteer dalam perayaan Coral Day 2014. Acara yang berlokasi di Pulau Harapan ini diadakan pada tanggal 24-25 Mei,kemarin . Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat di Kepulauan Seribu agar lebih peduli serta ikut menjaga keberlangsungan terumbu karang di Indonesia, dan juga agar dapat menyebarkan kembali ilmu- ilmu yang didapat ke masyarakat luas setelah pelaksanaan Coral Day ini.
Tim berangkat dari Muara Angke pada hari Jumat, 23 Mei pukul 07.30 pagi. perjalanan menuju Pulau Harapan ini cukuplah panjang, sekitar 4 jam dari muara angke. sesampai disana, tim rehat sejenak untuk melakukan istirahat, solat, dan makan. Sorenya, tim bergegas untuk membangun tenda di sebuah lapangan. Tenda tersebut dibangun untuk pelaksanaan kegiatan Coral Day di hari pertama yang mengundang anak- anak Sekolah Dasar di sekitar Pulau Harapan. Kegiatan Coral Day tanggal 24 Mei sangatlah beragam. Tim dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok origami, pentas boneka, detektif penyu dan karang, memancing, dan mewarnai.
Untuk tim pentas boneka, mereka menyajikan pertunjukan boneka di Terangi TV. Pertunjukan tersebut bercerita mengenai kehidupan biota laut yang terancam keberlangsungan hidupnya akibat pencemaran laut yang terjadi. Cerita ini memberi tahu anak- anak dampak dari kerusakan lingkungan, terutama laut. Selesai pertunjukan boneka, tim yang memegang kegiatan ini ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab dari masing- masing kelompok kelas yang di bagi untuk membimbing peserta mengikuti kegiatan selanjutnya.
Tim detektif penyu dan karang bertugas mengajak adik- adik untuk langsung bermain bersama. Peraturan permainan detektif penyu dan karang ini mirip dengan permainan ular tangga seperti biasa. Peserta melempar dadu dan maju sesuai jumlah dadu yang didapat, sesudah itu petugas dari tim detektif penyu dan karang akan memberikan pertanyaan seputar laut dari tiap kotak yang mereka tempati. Peserta yang mencapai kotak dengan angka paling tinggilah yang menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah yang disediakan oleh TERANGI di akhir acara.
Tim origami mengajarkan para peserta untuk membuat biota laut dari origami. Mulai dari paus, penyu, ikan dan masih banyak lagi. Bagi peserta yang bisa membuat biota laut sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh petugas, maka langsung mendapatkan hadiah. Tim memancing mengajak peserta untuk memancing origami yang berbentuk ikan di akuarium yang telah disediakan. Dalam permainan ini, anak- anak diajarkan untuk memancing hewan laut yang memang diizinkan, bagi hewan langka yang dilindungi, seperti penyu dan paus diharuskan untuk melepasnya kembali ke dalam akuarium. Sama seperti di kegiatan origami, peserta yang berhasil memancing 5 ikan pun langsung mendapatkan hadiah dari panitia yang bertugas. Tim terakhir adalah tim mewarnai. Tidak seperti acara- acara lainnya, dalam kegiatan ini peserta diajak untuk mewarnai pin yang terbuat dari bubur kertas. Pin nya pun beraneka bentuk, mulai dari lumba- lumba, kerang, keong, siput, penyu, kura- kura, dan masih banyak lagi. hasil dari kreativitas peserta ini sendirilah yang menjadi hadiah dalam kegiatan ini. Dari semua kegiatan yang ada, anak- anak sangat terlihat antusias mengikuti semua kegiatan ini. Pembelajaran yang kreatif inilah yang membuat anak- anak dapat dengan mudah mengerti betapa pentingnya menjaga kealamian daerah pesisir.
Kegiatan dilaksanakan pada hari kedua yaitu penanaman Reef ball. Reef ball adalah bahan buatan manusia yang sengaja ditenggelamkan untuk menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang dan hidupnya biota laut lainnya. Dalam pelaksanaan ini, TERANGI mengajak masyarakat setempat untuk terjun langsung dalam kegiatan ini. Sesudah semua Reef ball ditenggelamkan, para volunteer diajak untuk snorkling di tengah laut lepas. Rasa puas memandang keindahan bawah laut tidak dapat dibayar oleh apapun, namun sayangnya terlalu banyak bulu babi di bawah sana yang dapat merusak keindahan dan ekosistem terumbu karang itu sendiri.
Tim pergi menuju Pulau Bulat. Tak banyak yang dilakukan disana. Memandang keindahan Pulau Bulat dan dapat mengabadikan momen disana sudah dapat membayar rasa letih. Sesudah puas untuk berfoto- foto, volunteer diajak kembali untuk pergi ke Pulau Bira dan melanjutkan snorkling sekaligus diving disana. Tidak perlu takut tenggelam, karena TERANGI memfasilitasi volunteer dengan tentor yang handal dan ramah untuk dapat mengajari cara diving yang benar. Kunci utama untuk diving adalah "jangan panik" agar tidak tenggelam.
Pulang dari Pulau Bira, tim istirahat sejenak dan kembali ke lapangan untuk melepaskan tenda. Setelah rapi, tim kembali ke homestay untuk briefing dan evaluasi. Acara selanjutnya, tim bisa beristirahat untuk kepulangan esok paginya. Namun, ada beberapa volunteer yang masih ingin bermain uno dan bernyanyi bersama sambil diiringi gitar hingga jam 3 pagi. Kebersamaan menghilangkan rasa letih selama 3 hari kemarin. Senin, 26 Mei pukul 06.00 pagi, tim bersiap ke Pulau Kelapa untuk pulang ke kota.
Sungguh banyak cerita dan pembelajaran yang didapatkan di Coral Day 2014. Diharapkan volunteer dan masyarakat luas bisa lebih banyak ikut andil dalam menjaga lingkungan ini, terutama daerah pesisir yang menjadi akhir dari aliran air. ingat yah teman, #SavingCoralReefCanBeFun. Jadi, ayok ikut menjaga kelestarian terumbu karang dan biota laut bersama kami Teens Go Green dan TERANGI :D